Pages

Sabtu, 05 Agustus 2017

AKUNTANSI KELAS XI




AKTIVA TETAP

1.  Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono Jusup, 2005; 153)

Aktiva tetap adalah aktiva berujud yan berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual kembali (Wit & Erhans, 2000; 82)

Aset tetap adalah aset berwujud yang (Slamet Sugiri, 2009; 137) :
a.  dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
b.  diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

2.  Klasifikasi Aktiva Tetap

Aktiuva tetap biasanya digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu (Haryono
Jusup, 2005; 155):
a.  Tanah : seperti tanah  yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan
b.  Perbaikan         tanah       :     seperti        jalan-jalan             diseputar        lokasi perusahaan, tempat parker, pagar dan saluran air bawah tanah
c. Gedung : seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik dan gudang
d. Peralatan : seperti peralatan kantor, mesin pabrik, peralatan pabrik, kendaraan dan mebel

3.  Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga
Perolehannya.

Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan  (Haryono Jusup, 2005; 155)

Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan       untuk     memperolehnya                          dan         menyiapkan               aktiva tetap tersebut sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82).

Misal :
Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan potongan tunai 10 %    biaya yang dikeluarkan untuk install komputer

dan pemasangan hingga siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka harga perolehan komputer tersebut dapat dihitung sbb :

Harga beli                                : 7.500.000
Potongan tunai 10 %               :     750.000
6.750.000
Biaya install dan pasang :             250.000

Harga Perolehan                        7.000.000

Jurnal untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah

Komputer                    7.000.000
Kas                              7.000.000

Untuk     penghitungan         harga       perolehan        dan     pencatatan         keempat klasifikasi aktiva tetap diatas dapat dibaca di buku Haryono Jusup halaman 156 s/d 159.

Terdapat berbagai  cara dalam  memperoleh  aktiva  tetap, yang  akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berbagai cara tersebut antara lain : pembelian secara tunai; pembelian kredit; pembelian dengan  wesel   bunga;                  pembelian                gabungan        (dalam            satu          paket); membangun sendiri aktiva dan  adanya sumbangan dari pihak lain.

a.  Pembelian Tunai

Dalam     pembelian        secara        tunai,      harga       perolehan        adalah      harga belibersih  setelah                 dikurangi         potongan  tunai      ditambah               dengan pengeluaran-pengeluaran.
Misal : dibeli mesin pabrik Rp. 55.000.000, pengeluaran yang  berkaitan dengan pembelian  mesin antara lain  :  PPN                                                                                    sebesar  Rp. 5.500.000; Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan sebesar Rp. 1.450.000 maka harga perolehannya :

Harga beli                                : 55.000.000
PPN                                         :
5.500.000
Premi asuransi                         :
550.000
Biaya pemasangan                  :
1.450.000

Harga perolehan

Jurnal

62.500.000

Mesin pabrik               62.500.000
Kas                              62.500.000

b.  Pembelian dengan Kredit

Pembelian secara kredit jangka panjang pada umumnya melibatkan bunga. Bunga dapat ditetapkan secara eksplisit dan secara implisit.

Bunga eksplisit  dalam pembelian kredit adalah bunga yang ditetapkan secara jelas/terus terang
Bunga implisit : bunga yang ditetapkan tidak secara terus terang sehingga harus mencari terlebih dahulu bunganya.

Baik secara eksplisit maupun secara implisit bunga tidak boleh dimasukkan dalam menghitung harga perolehan karena bunga bukan merupakan    pengorbanan                      untuk      memperoleh          aktiva  tetap,   tetapi pengorbanan untuk menggunakan dana pihak lain.

c.  Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga

Dalam pembelian aktiva dengan jumlah rupiah yang besar, kadang- kadang  perusahaan  membayarnya dengan wesel  erbunga.  Biasanya pembeli diwajibkan membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga dimana bunga wesel dibayar pada saat jatuh tempo wesel tersebut. Harga perolehan aktiva dihitung dengan jumlah uang muka                    ditambah                 nilai          nominal             wesel.     Sedangkan          biaya    bunga merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan mendebet rekening biaya bunga.
Contoh :
PT FEDNY membeli peralatan pabrik dengan harga tunai 120.000.000
Uang muka yang diberikan sebesar                20.000.000 dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga janka waktu 1 tahun bunga 10 %.  Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap tersebut :

Peralatan pabrik
120.000.000
Kas
20.000.000
Utang wesel
100.000.000
(untuk mencatat uang muka dan penarikan utang wesel)

Pada saat jatuh tempo wesel, dibayarkan nilai nominalnya ditambah dengan bunga sebesar 10.000.000 ( 100.000.000 x 10%) dan dicatat dalam jurnal :

Utang wesel
100.000.000
Biaya bunga
10.000.000
Kas
110.000.000

d.  Pembelian dalam satu paket (gabungan)

Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut sebagai pembelian secara lump-sum. Harga paket (borongan)didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva tetap yang ditentukan dengan harga pasar .
Misal:
PT LISA pada tanggal 1 januari 2010 membeli tanah, gedung dan peralatan  dengan harga total  100.000.000 dan harga pasar  masing- masing sebesar 45.000.000 untuk tanah, 75.000.000 untuk gedungnya dan 30.000.000 untuk peralatan. Hitunglah alokasi harga perolehan masing-masing aktiva tersebut dan buatlah jurnalnya.

Golongan
Harga Pasar

% dari HP & Perhitungan

Alokasi

Tanah

45.000.000


30 % x 100.000.000


30.000.000
Gedung
75.000.000

50 % x 100.000.000

50.000.000
Peralatan
30.000.000

20 % x 100.000.000

20.000.000

150.000.000                  100 %                                         100.000.000

Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara gabungan

Tanah, gedung & peralatan                 100.000.000
Kas                                                      100.000.000

Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan masing-masing aktiva

Tanah
30.000.000
Gedung
50.000.000
Peralatan
20.000.000
Tanah, gedung & peralatan                 100.000.000



e.  Membangun sendiri

Perusahaan  terkadang                membangun    sendiri             aktiva       tetapnya. Misalkan perusahaan membangun sendiri kantornya, garasi ataupun gudangnya.        Harga  perolehan  aktiva  yag      dibangun                          sendiri                     oleh perusahaan terdiri dari harga material atau bahan bangunan yang dipakai, upah tenaga kerja, dan biaya lain-lain meliputi listrikdan depresiasi       aktiva     tetap                  perusahaan      yang                  digunakan               untuk membangun. Dimunkinkan pula adanya biaya bunga jika perusahaan dala membangun meminjam dari pihak luar sehingga biaya bunga dimasukkan dalam unsur harga perolehan tetapi hanya biaya bunga selama  masa  konstruksi  saja.  Jika  setelah  masa  konstruksi  belum lunas maka biaya bunga dibebankan sebagai biaya periodik dalam kelompok biaya diluar usaha dalam laporan laba rugi.
Jika  harga perolehan aktiva  dengan  membangun sendiri  lebih kecil dari (lebih rendah) dari harga aktiva sejenis, perusahaan tidak diperkenankan        mengakui           adanya    keuntungan         akibat  membangun sendiri.

f.    Sumbangan

Aktiva tetap dapat diperoleh dari sumbangan, misalnya sumbangan dari          pemerintah      atau     lembaga            lain.                    Meski   untuk            memperoleh sumbangan tidak ada pengorbanan yang dikeluarkan, akuntansi tetep mencatatnya karena akuntansi merupakan alat pertanggugjawaban. Aktiva tetap dari sumbangan didebit dan akun lawannya adalah modal sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar pada saat sumbangan itu diterima.
Contoh:
Pada  tanggal  27  januari  2010  PT  Bejobanget  menerima  sumbangan dari pemerintah daerah berupa tanah. Nilai wajar tanah dilokasi setempat adalah 75 juta. Hitunglah harga perolehan tanah dan buatlah jurnal yang diperlukan.

Karena nilai wajar tanah sebesar 75 juta rupiah maka harga perolehan tanah sumbangan tersebut sebesar 75 juta rupiah juga.

Jurnal :

27/1     Tanah                          75.000.000
Modal dari sumbangan                       75.000.000



DEPRESIASI (PENYUSUTAN)

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis (Haryono Jusup, 2005; hal 162).

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya.

Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi merupakan proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan sepanjang umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh dari aktiva tetap tersebut.

Akumulasi depresiasi aktiva tetap menggambarkan jumlah depresiasi yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun.

a.  Akuntansi untuk penyusutan

Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan :

1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.

2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value) Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva tersebut tidak digunakan lagi

3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai,
kerusakan (kecuali tanah)

b.  Metode penyusutan

Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra umum yaitu:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
2. Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) atau satuan hasil
3. Metode saldo menurun (Declining Balance Method)
4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method)

1.  Metode Garis Lurus

Dalam metode ini, nilai penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva.

Rumus: Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu
Estimasi Umur Manfaat

Contoh (1) (dipakai pada awal tahun):

Harga perolehan Mesin (rupiah)                      20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)                       0
Taksiran umur manfaat (tahun)                       5
Tanggal pemakaian                                         01 Jan95

Maka besarnya penyusutan per tahun:

20.000 - 0
---------------- = 4.000 per tahun
5 thn

Jika dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:

Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
0


20.000
1
4.000
4.000
16.000
2
4.000
8.000
12.000
3
4.000
12.000
8.000
4
4.000
16.000
4.000
5
4.000
20.000
0

Penjelasan:

Akumulasi penyusutan merupakan kumulatif dari beban penyusutan. Akumulasi penyusutan = akumulasi penyusutan + beban penyusutan Nilai buku = Harga perolehan - akumulasi penyusutan
atau
Nilai buku = Nilai buku - beban penyusutan

Pengecekan:

Nilai buku pada akhir estimasi umur manfaat harus sama dengan taksiran nilai sisa.
Jika berbeda, berarti telah terjadi kesalahan.

Jurnal Penyusutan (tahun 1)

Des 31             Beban penyusutan - Mesin                  4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 4.000

Nb:  Untuk tahun ke 2 s/d ke 5 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.



Contoh (2) (dipakai bukan pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)                                  20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)                                   0
Taksiran umur manfaat (tahun)                                   5
Tanggal pemakaian                                                     16 Sept 95

Maka besarnya penyusutan per tahun:

20.000 - 0
--------------- = 4.000 per tahun
5 thn
Beban penyusutan untuk tahun pertama (16 september s/d 31 desember 1995 = 3 bulan):
4.000 x (3/12) = 1.000
(Lihat penjelasan no 2 penyusutan diakui pada bulan terdekat)

Beban penyusutan untuk tahun terakhir pemakaian dari tanggal 1 januari 2000 s/d 31 september 2000 adalah 9 bulan :
4.000 x (9/12) = 3.000
(Lihat penjelasan no 4 penyusutan diakui pada bulan terdekat )

Jika dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:

Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
0


20.000
1
1.000
1.000
19.000
2
4.000
5.000
15.000
3
4.000
9.000
11.000
4
4.000
13.000
7.000
5
4.000
17.000
3.000
6
3.000
20.000
0

Jurnal penyusutan di tahun pertama (3 bulan) tahun1995:

Des 31             Beban penyusutan - Mesin                              1.000
Akumulasi penyusutan - Mesin                       1.000

Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke 6 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.


Penjelasan:

Prinsip akuntansi yang dipakai untuk tanggal pemakaian dan pelepasan aktiva tetap adalah penyusutan diakui pada bulan terdekat artinya:
1. Jika aktiva yang diperoleh pada atau sebelum tanggal 15 maka bulan yang bersangkutan dianggap telah memiliki sepanjang bulan bersangkutan.
2. Jika aktiva yang diperoleh setelah tanggal 15, dianggap belum memiliki pada bulan yang bersangkutan.
3. Sebaliknya jika aktiva yang dijual pada atau sebelum tanggal 15 maka bulan yang bersangkutan dianggap tidak memiliki bulan yang
bersangkutan,
4. Jika aktiva yang dijual setelah tanggal 15, maka dianggap memiliki bulan yang bersangkutan.



2.  Metode Unit  Produksi

Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut jumlah penggunaan aktiva.


Rumus:



Contoh:


Harga Perolehan - Taksiran Nilai Sisa
Estimasi Jam Mesin


Harga perolehan Mesin (rupiah)                                  20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)                                   0
Estimasi jam mesin (jam)                                            10.000

Maka besarnya penyusutan per unit satu jam mesin:
20.000 - 0
Besarnya penyusutan = ---------------- = Rp 2 (penyusutan per jam mesin)
10.000 jam

Misalkan di tahun pertama telah digunakan sebanyak 3.000 jam maka besarnya penyusutan adalah:

Besarnya penyusutan ditahun pertama = 3.000 jam x Rp 2 = 6.000

Jurnal

Des 31             Beban penyusutan - Mesin                              6.000
Akumulasi penyusutan Mesin                      6.000


3.  Metode Saldo Menurun

Menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva.
Dalam metode ini nilai residu (nilai sisa) tidak diperhitungkan. Persentase yang digunakan adalah perkalian atas tingkat garis lurus yang dikalkulasikan untuk berbagai masa manfaat sebagai berikut:

Estimasi Masa
Manfaat Dalam
Tahun
Tarif Garis
Lurus
Tarif Garis
Lurus 1,5 kali
Tarif Garis
Lurus
2 Kali
4
25 %
37,5 %
50 %
5
20 %
30 %
40 %
10
10 %
15 %
20 %
20
5 %
7,5 %
10 %

Penjelasan perhitungan

untuk estimasi masa manfaat selama 4 tahun.

Tarif garis lurusnya = (1/4) x 100% = 25%
Jika memakai 1,5 kali tarif garis lurus maka = 25% x 1,5 = 37.5% Jika memakai 2 kali tarif garis lurus maka = 25% x 2 = 50%

Prinsip akuntansi untuk metode saldo menurun yang dipakai adalah saldo menurun berganda, berarti memakai 2 kali tarif garis lurus.

Contoh (1): (dipakai pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah)                                  20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)                                   0
Taksiran umur manfaat (tahun)                                   5
Tanggal pemakaian                                                     01 Jan95
Sebelum membuat tabel penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan cara:

2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40% Tabel Penyusutan
Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
0


20.000
1
(20.000 x 40%) = 8.000
8.000
12.000
2
(12.000 x 40%) = 4.800
12.800
7.200
3
(7.200 x 40%) = 2.880
15.680
4.320
4
(4.320 x 40%) = 1.728
17.408
2.592
5
(2.592 x 40%) = 1.037
18.445
1.555


Penjelasan:

Estimasi nilai residu tidak dipakai dalam perhitungan tarif penyusutan, dan dalam perhitungan penyusutan periodik. Selain itu, aktiva tidak boleh disusutkan di bawah estimasi nilai residu.

Karena nilai buku pada akhir tahun estimasi umur manfaat harus sama dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 5 (dibulatkan):

5
2.592
20.000
0

Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:

Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
0


20.000
1
(20.000 x 40%) = 8.000
8.000
12.000
2
(12.000 x 40%) = 4.800
12.800
7.200
3
(7.200 x 40%) = 2.880
15.680
4.320
4
(4.320 x 40%) = 1.728
17.408
2.592
5
2.592
20.000
0

Jurnal Penyusutan

Des 31             Beban penyusutan - Mesin                              8.000
Akumulasi penyusutan - Mesin                       8.000

Beban penyusutan ditahun pertama

Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan

Contoh (2): (dipakai bukan pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)                                  20.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)                                   0
Taksiran umur manfaat (tahun)                                   5
Tanggal pemakaian                                                     01 Jul95

Sebelum membuat tabel penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan cara:
2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40%


Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
0


20.000
1
(20.000 x 40%) x (6/12) = 4.000
4.000
16.000
2
(16.000 x 40%)   = 6.400
10.400
9.600
3
(9.600 x 40%) = 3.840
14.240
5.760
4
(5.760 x 40%) = 2.304
16.544
3.456
5
(3.456 x 40%) = 1.382,40
17.926,40
2.073,60
6
(2.073,60 x 40 %) x (6/12) = 829,44
18.755,84
1.244,16

Penjelasan:

Penyusutan di tahun 1 adalah untuk periode 6 bulan (1 jul - 31 Des95) Sedangkan penyusutan di tahun terakhir juga untuk periode 6 bulan (1 jan - 30 jun00)
Karena nilai buku pada akhir tahun estimasi umur manfaat harus sama dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 6 (dibulatkan) :

6
2.073,60
20.000
0

Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:

Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
0


20.000
1
(20.000 x 40%) x (6/12) = 4.000
4.000
16.000
2
(16.000 x 40%)   = 6.400
10.400
9.600
3
(9.600 x 40%) = 3.840
14.240
5.760
4
(5.760 x 40%) = 2.304
16.544
3.456
5
(3.456 x 40%) = 1.382,40
17.926,40
2.073,60
6
2.073,60
20.000
0

Jurnal Penyusutan

Des 31             Beban penyusutan - Mesin                              4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin                       4.000

Beban penyusutan ditahun pertama

Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 6 jurnalnya sama, dan nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan


4.  Metode Jumlah Angka Tahun

Menghasilkan beban penyusutan periodik yang stabil menurun selama estimasi umur manfaat aktiva itu.
Pecahan yang semakin kecil berturut-turut diterapkan setiap tahun pada harga pokok awal aktiva itu dikurangi estimasi nilai residu.

Dalam metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan rumus:

(N + 1) S= N x  -----------
2

S = Penyebut
N = taksiran umur manfaat

Contoh (1): (dipakai pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)                                  16.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)                                   1.000
Taksiran umur manfaat (tahun)                                   5
Tanggal pemakaian                                                     01 Jan95
Sebelum menghitung beban penyusutan, hitung terlebih dulu penyebutnya:

S = 5 * ((5 + 1) / 2) S = 15

atau dengan cara lain yaitu:

S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1
S = 15

Tabel Penyusutan

Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
0


16.000
1
5.000
5.000
11.000
2
4.000
9.000
7.000
3
3.000
12.000
4.000
4
2.000
14.000
2.000
5
1.000
15.000
1.000


Pengecekan:

Nilai buku akhir tahun harus sama dengan taksiran nilai sisa. Perhitungan Beban Penyusutan tiap tahunnya:

Tahun 1: (16.000 - 1.000) x (5/15) = 5.000
Tahun 2: (16.000 - 1.000) x (4/15) = 4.000
Tahun 3: (16.000 - 1.000) x (3/15) = 3.000
Tahun 4: (16.000 - 1.000) x (2/15) = 2.000
Tahun 5: (16.000 - 1.000) x (1/15) = 1.000

Jurnal Penyusutan

Des 31                         Beban penyusutan - Mesin                              5.000
Akumulasi penyusutan - Mesin                       5.000

Beban penyusutan ditahun pertama

Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama, dan nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan

Contoh (2): (dipakai bukan pada awal tahun)

Harga perolehan Mesin (rupiah)                                  16.000
Taksiran nilai sisa (nilai residu)                                   1.000
Taksiran umur manfaat (tahun)                                   5
Tanggal pemakaian                                                     01 Okt95

Sebelum menghitung beban penyusutan, hitung terlebih dulu penyebutnya:
S = 5 * ((5 + 1) / 2) S = 15

atau dengan cara lain yaitu:

S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1
S = 15

Tabel Penyusutan

Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
0


16.000
1
1.250
1.250
14.750
2
4.750
6.000
10.000
3
3.750
9.750
6.250
4
2.750
12.500
3.500
5
1.750
14.250
1.750
6
750
15.000
1.000


Perhitungan:

Tahun ke 1:                 (16.000 - 1.000) x (5/15) x (3/12) =                            1.250


Tahun ke 2:                 (16.000 - 1.000) x (5/15) x (9/12) = 3.750 (16.000 - 1.000) x (4/15) x (3/12) = 1.000 +



4.750



Tahun ke 3:                 (16.000 - 1.000) x (4/15) x (9/12) = 3.000 (16.000 - 1.000) x (3/15) x (3/12) = 750            +



3.750



Tahun ke 4:                 (16.000 - 1.000) x (3/15) x (9/12) = 2.250 (16.000 - 1.000) x (2/15) x (3/12) = 500    +



2.750



Tahun ke 5:                 (16.000 - 1.000) x (2/15) x (9/12) = 1.500 (16.000 - 1.000) x (1/15) x (3/12) = 250            +



1.750


Tahun ke 6:                 (16.000 - 1.000) x (1/15) x (9/12) =                            750

Jurnal Penyusutan
Des 31             Beban penyusutan - Mesin                              1.250
Akumulasi penyusutan - Mesin                       1.250

Beban penyusutan ditahun pertama

Jurnal penyusutan untuk tahun ke 2 s/d tahun ke 6 sama jurnalnya dan nilainya diambil dari tabel penyusutan kolom tabel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About