DEPRESIASI (PENYUSUTAN)
Depresiasi adalah proses
pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi
biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis (Haryono Jusup, 2005; hal 162).
Penyusutan adalah alokasi
sistematis
jumlah yang dapat disusutkan
dari
suatu asset selama umur manfaatnya.
Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi merupakan proses pengalokasian harga perolehan.
Alokasi dilakukan
sepanjang umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah
produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh dari aktiva tetap tersebut.
Akumulasi depresiasi
aktiva tetap menggambarkan jumlah depresiasi
yang telah dibebankan sebagai
biaya, bukan menggambarkan dana
yang telah dihimpun.
a. Akuntansi untuk penyusutan
Terdapat 3 faktor
yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan :
1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai
residual atau nilai sisa (residual
value /
salvage value)
Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva tersebut tidak digunakan lagi
3. Masa atau umur
manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor
seperti keausan, kecacatan,
kemerosotan nilai,
kerusakan (kecuali tanah)
b. Metode penyusutan
Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra umum yaitu:
1. Metode Garis Lurus
(Straight-Line Method)
2. Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) atau satuan hasil
3. Metode saldo menurun (Declining Balance Method)
4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits
Method)
1. Metode Garis Lurus
Dalam metode ini, nilai
penyusutan dibebankan secara merata selama
estimasi umur
aktiva.
Rumus: Harga Perolehan
- Taksiran Nilai Residu
Estimasi Umur
Manfaat
Contoh (1) (dipakai
pada awal
tahun):
Harga perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran nilai sisa (nilai
residu) 0
Taksiran umur manfaat (tahun) 5
Tanggal
pemakaian 01 Jan’95
Maka besarnya penyusutan per tahun:
20.000 - 0
---------------- = 4.000 per tahun
5 thn
Jika dibuat tabel
penyusutannya, akan nampak seperti
dibawah ini:
Tahun
|
Beban Penyusutan
|
Akumulasi Penyusutan
|
Nilai Buku
|
0
|
|
|
20.000
|
1
|
4.000
|
4.000
|
16.000
|
2
|
4.000
|
8.000
|
12.000
|
3
|
4.000
|
12.000
|
8.000
|
4
|
4.000
|
16.000
|
4.000
|
5
|
4.000
|
20.000
|
0
|
Penjelasan:
Akumulasi penyusutan merupakan kumulatif dari beban penyusutan.
Akumulasi penyusutan = akumulasi penyusutan + beban penyusutan Nilai
buku = Harga perolehan - akumulasi penyusutan
atau
Nilai buku = Nilai
buku
- beban penyusutan
Pengecekan:
Nilai buku pada akhir
estimasi umur manfaat harus sama dengan taksiran nilai sisa.
Jika berbeda,
berarti telah terjadi
kesalahan.
Jurnal Penyusutan (tahun 1)
Des 31 Beban penyusutan - Mesin 4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 4.000
Nb: Untuk tahun ke 2 s/d ke
5 juga dibuat jurnal
yang sama,
nilainya diambil
dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.
Contoh (2) (dipakai bukan pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran nilai sisa (nilai
residu) 0
Taksiran umur manfaat (tahun) 5
Tanggal
pemakaian 16 Sept’ 95
Maka besarnya penyusutan per tahun:
20.000 - 0
---------------
= 4.000 per tahun
5 thn
Beban penyusutan untuk tahun pertama (16 september
s/d
31 desember
1995 = 3 bulan):
4.000 x (3/12) = 1.000
(Lihat penjelasan no 2 penyusutan diakui pada bulan terdekat)
Beban penyusutan untuk tahun terakhir pemakaian dari
tanggal
1 januari 2000 s/d 31 september 2000 adalah 9 bulan :
4.000 x (9/12) = 3.000
(Lihat penjelasan no 4 penyusutan diakui pada bulan terdekat )
Jika dibuat tabel
penyusutannya, akan nampak seperti
dibawah ini:
Tahun
|
Beban Penyusutan
|
Akumulasi Penyusutan
|
Nilai Buku
|
0
|
|
|
20.000
|
1
|
1.000
|
1.000
|
19.000
|
2
|
4.000
|
5.000
|
15.000
|
3
|
4.000
|
9.000
|
11.000
|
4
|
4.000
|
13.000
|
7.000
|
5
|
4.000
|
17.000
|
3.000
|
6
|
3.000
|
20.000
|
0
|
Jurnal penyusutan di tahun pertama (3 bulan) tahun1995:
Des 31 Beban penyusutan - Mesin 1.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 1.000
Nb: Untuk tahun ke 2 s/d
ke 6 juga dibuat jurnal
yang sama,
nilainya diambil
dari tabel penyusutan kolom beban penyusutan.
Penjelasan:
Prinsip akuntansi yang dipakai untuk tanggal
pemakaian dan pelepasan aktiva tetap adalah penyusutan diakui pada bulan terdekat
artinya:
1. Jika aktiva yang diperoleh pada atau sebelum tanggal
15
maka bulan yang bersangkutan dianggap telah memiliki
sepanjang bulan bersangkutan.
2.
Jika aktiva yang diperoleh setelah tanggal 15,
dianggap belum memiliki
pada bulan yang bersangkutan.
3. Sebaliknya jika aktiva yang dijual
pada atau sebelum tanggal 15
maka bulan yang bersangkutan dianggap tidak memiliki bulan yang
bersangkutan,
4. Jika aktiva yang dijual
setelah tanggal
15,
maka dianggap memiliki bulan yang bersangkutan.
2. Metode Unit
Produksi
Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut jumlah
penggunaan aktiva.
Rumus:
Contoh:
Harga Perolehan -
Taksiran Nilai Sisa
Estimasi Jam Mesin
Harga perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran nilai sisa
(nilai residu) 0
Estimasi jam mesin
(jam) 10.000
Maka besarnya penyusutan per unit satu jam mesin:
20.000 - 0
Besarnya penyusutan = ---------------- = Rp 2 (penyusutan per
jam
mesin)
10.000 jam
Misalkan di tahun pertama telah digunakan sebanyak 3.000 jam maka
besarnya penyusutan adalah:
Besarnya penyusutan ditahun pertama = 3.000 jam x Rp 2 = 6.000
Jurnal
Des 31 Beban penyusutan - Mesin 6.000
Akumulasi penyusutan –
Mesin 6.000
3. Metode Saldo Menurun
Menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun
sepanjang umur estimasi aktiva.
Dalam metode ini
nilai residu
(nilai
sisa) tidak diperhitungkan. Persentase yang digunakan adalah perkalian atas
tingkat garis
lurus yang dikalkulasikan untuk berbagai
masa manfaat sebagai
berikut:
Estimasi Masa
Manfaat Dalam
Tahun
|
Tarif
Garis
Lurus
|
Tarif
Garis
Lurus 1,5
kali
|
Tarif
Garis
Lurus
2 Kali
|
4
|
25 %
|
37,5 %
|
50 %
|
5
|
20 %
|
30 %
|
40 %
|
10
|
10 %
|
15 %
|
20 %
|
20
|
5 %
|
7,5 %
|
10 %
|
Penjelasan perhitungan
untuk estimasi masa manfaat selama 4 tahun.
Tarif
garis lurusnya = (1/4) x 100% = 25%
Jika memakai 1,5 kali tarif
garis lurus maka = 25% x 1,5 = 37.5%
Jika memakai
2 kali tarif garis
lurus
maka = 25% x 2 = 50%
Prinsip akuntansi untuk metode saldo menurun yang dipakai adalah
saldo menurun berganda, berarti memakai
2 kali tarif garis
lurus.
Contoh (1):
(dipakai pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran nilai sisa (nilai
residu) 0
Taksiran umur manfaat (tahun) 5
Tanggal
pemakaian 01 Jan’95
Sebelum membuat tabel
penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan
cara:
2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40% Tabel Penyusutan
Tahun
|
Beban Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai Buku
|
0
|
|
|
20.000
|
1
|
(20.000 x 40%) = 8.000
|
8.000
|
12.000
|
2
|
(12.000 x 40%) = 4.800
|
12.800
|
7.200
|
3
|
(7.200 x 40%) = 2.880
|
15.680
|
4.320
|
4
|
(4.320 x 40%) = 1.728
|
17.408
|
2.592
|
5
|
(2.592 x 40%) = 1.037
|
18.445
|
1.555
|
Penjelasan:
Estimasi nilai
residu tidak dipakai
dalam perhitungan tarif penyusutan, dan dalam perhitungan penyusutan periodik. Selain itu,
aktiva tidak
boleh disusutkan di bawah estimasi nilai residu.
Karena nilai
buku pada akhir tahun estimasi umur
manfaat harus sama dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 5 (dibulatkan):
Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:
Tahun
|
Beban Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai Buku
|
0
|
|
|
20.000
|
1
|
(20.000 x 40%) = 8.000
|
8.000
|
12.000
|
2
|
(12.000 x 40%) = 4.800
|
12.800
|
7.200
|
3
|
(7.200 x 40%) = 2.880
|
15.680
|
4.320
|
4
|
(4.320 x 40%) = 1.728
|
17.408
|
2.592
|
5
|
2.592
|
20.000
|
0
|
Jurnal Penyusutan
Des 31 Beban penyusutan - Mesin 8.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 8.000
Beban penyusutan ditahun pertama
Nb: untuk penyusutan di
tahun ke 2 s/d tahun ke 5 jurnalnya sama,
dan nilainya diambil
dari tabel
penyusutan kolom beban penyusutan
Contoh (2):
(dipakai bukan pada awal tahun)
Harga perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran nilai sisa (nilai
residu) 0
Taksiran umur manfaat (tahun) 5
Tanggal
pemakaian 01 Jul’95
Sebelum membuat tabel
penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan cara:
2 x Tarif Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40%
Tahun
|
Beban Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai
Buku
|
0
|
|
|
20.000
|
1
|
(20.000 x 40%)
x (6/12) = 4.000
|
4.000
|
16.000
|
2
|
(16.000 x 40%) = 6.400
|
10.400
|
9.600
|
3
|
(9.600 x 40%) = 3.840
|
14.240
|
5.760
|
4
|
(5.760 x 40%) =
2.304
|
16.544
|
3.456
|
5
|
(3.456 x 40%) =
1.382,40
|
17.926,40
|
2.073,60
|
6
|
(2.073,60 x 40 %) x (6/12) = 829,44
|
18.755,84
|
1.244,16
|
Penjelasan:
Penyusutan di
tahun 1 adalah untuk periode 6 bulan (1 jul - 31 Des’95)
Sedangkan penyusutan di
tahun terakhir juga untuk periode 6 bulan (1 jan - 30 jun’00)
Karena nilai buku pada
akhir tahun estimasi umur
manfaat harus sama dengan taksiran nilai sisa, maka penyusutan tahun ke 6 (dibulatkan) :
Jadi Tabel penyusutan seutuhnya adalah:
Tahun
|
Beban Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai
Buku
|
0
|
|
|
20.000
|
1
|
(20.000 x 40%)
x (6/12) = 4.000
|
4.000
|
16.000
|
2
|
(16.000 x 40%) = 6.400
|
10.400
|
9.600
|
3
|
(9.600 x 40%) = 3.840
|
14.240
|
5.760
|
4
|
(5.760 x 40%) =
2.304
|
16.544
|
3.456
|
5
|
(3.456 x 40%) =
1.382,40
|
17.926,40
|
2.073,60
|
6
|
2.073,60
|
20.000
|
0
|
Jurnal Penyusutan
Des 31 Beban penyusutan - Mesin 4.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 4.000
Beban penyusutan ditahun pertama
Nb: untuk penyusutan di tahun ke 2 s/d tahun ke 6 jurnalnya sama, dan
nilainya diambil dari tabel
penyusutan kolom beban penyusutan